Kamis, 29 Desember 2011

  1. 1.      Pendahuluan
Perekonomian adalah suatu kegiatan transaksi keuangan yang dilakukan oleh pelaku ekonomi.  Kegiatan transaksi ini dilakukan dengan  maksud dan tujuan tertentu, sesuai dengan proporsi dari kegiatan perekonomian yang dilakukan.
Bicara mengenai keuangan menurut pandangan ekonomi, akan ada sangkut pautnya dengan yang namanya pengeluaran dan pendapatan. Pengeluaran menandakan biaya yang harus dikeluarkan untuk menunjang kegiatan perekonomian. Pendapatan menandakan keuntungan yang didapat dari kegiatan perekonomian. Kalangan ekonom mendefinisikan keuntungan sebagai selisih antara total penjualan dengan total biaya. Dalam arti luas, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan aan terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi, 1993).
Estimasi biaya adalah proses menaksir hubungan antara biaya-biaya dan pengaruh penyebab biaya tersebut. Beberapa biaya yang ada secara langsung dihubungkan dengan suatu aktivitas dan dapat diperkirakan berdasarkan pada sebuah aktivitas tersebut. Tujuan utamanya adalah mengatur biaya-biaya, decession maker, dan alat perencanaan dan penetapan biaya standar.
  1. 2.      Permasalahan yang Dipelajari
Dalam penulisan ini, yaitu  mencari tahu tentang bagaimana cara menganalisis sekaligus mengestimasi biaya yang ada dari sebuah neraca keuangan usaha kecil menengah. Usaha yang dipilih adalah usaha warung rokok pinggir jalan . penulis dituntut untuk bisa mempelajari tentang neraca keuangan, yang meliputi pengeluaran dan pendapatan dari usaha yang menjadi objek penelitian.
Penulis diposisikan sebagai pengamat  yang bisa menjelaskan perlunya analisis dan estimasi biaya dalam usaha warteg. Analis harus biaya memperkirakan biaya, pola biaya apa yang ada, dan menyusun dan membangun metode bangun penilaian biaya.
Penulis dituntut untuk bisa mengetahui neraca keuangan perhari, yang kemudian akan dibuat sebuah kesimpulan neraca keuangan berdasarkan lamanya penelitian atau pengambilan data. Hasil yang analis dapat akan disajikan dalam bentuk laporan keunngan.
  1. 3.      Definisi Usaha yang Dipelajari
Jenis usaha yang menjadi objek penelitian adalah usaha warung rokok pinggir jalan. Yang terletak di daerah jakarta timur jln rajiman widiodiningrat kmp. Warudoyong rt09 rw08, warung ini biasa buka pada pukul 07:00 sampai dengan 24:00.Warung ini  biasanya dalam melakukan belanjanya dalam 3 hari sekali pada agen- agen besar di sekitarnya

Minggu ke- 1
Laporan Pembelanjaan produk per 3 hari
Warung  rokok bu susi
Tanggal 20 oktober 2011u

No
Nama barang
Banyaknya Produk
Jumlah
1
r.djisamsu
8 bks x Rp 10.000
Rp  80.000
2
r.sampoerna mild
6 bks x Rp 10.500
Rp  63.000
3
r.sampoerna hijau
4 bks x Rp 6.500
Rp  26.00
4
Kopi susu ABC
3 renceng x Rp 8000
Rp  24.000
5
Supermi
1 kardus x RP 36.000
Rp  36.000
6
Sofel(autan)
2 renceng x Rp 5000
Rp  10.000
7
Granita
1 kardus x Rp 19.000
Rp  19.000
8
Susu bendera sasetan
2 renceng x Rp 9000
Rp  18.000
9
Permen kopiko
1 bks x Rp 4.500
Rp  4.500
10
r. jarum super
9 bks xRp8.800
Rp  79.200
Rp333.700
Laporan Pembelanjaan produk per 3 hari
Warung  rokok pinggrir jalan
Tanggal 24 oktober 2011
No
Nama barang
Banyaknya Produk
Jumlah
1
Kopi ABC
1 renceng x Rp 8000
RP 8000
2
r. Jarum super
6     bks x Rp 8000
RP 52.800
3
Sampo pantine
2 renceng x Rp 5000
RP 10.000
4
Telur
2 Kg x Rp 14.500
RP  9000
5
Kecap sasetan
2 pcs  x Rp 7.500
RP 15.000
6
Kopi kapal api
6 renceng x Rp 7000
RP 42.000
7
Saus sasetan
3 pcs x Rp 6.500
RP 19.500
8
Aqua gelas
2 kardus x Rp 18.00
RP 36.000
9
Tolak angin
4 pcs x RP 10.000
RP 40.000
RP232.300
Jumlah pemasukan pada minggu ke 1                                                                  Rp 1.050.000
Jumlah pengeluaran pada minggu ke 1                                                                Rp 566.000      
Jadi keuntungan kotor pada minggu ke 1 adalah sebesar                              Rp 484.000
Minggu ke 2
Laporan Pembelanjaan produk per 3 hari
Warung  rokok pinggrir jalan
Tanggal 27 oktober 2011

No
Nama barang
Jumlah barang
Jumlah
1
Rokok sampurna hijau
3 bks x Rp 6.500
Rp19.500
2
Supermi
1 kardus x Rp 36.000
Rp36.000
3
Mie goreng
1 kardus x Rp 39.000
Rp39.000
4
Sofel (autan)
2 Rnceng x Rp 5000
Rp10.000
5
Rokok sampurna mild
5 Bks  x Rp 10.000
Rp52.500
6
Granita
3 Kardus x Rp 19.000
Rp57.000
7
Tisu
2 Pcs x  Rp 6000
Rp12.000
RP226.000
Laporan Pembelanjaan produk per 3 hari
Warung  rokok pinggrir jalan
Tanggal 31 oktober 2011
No
Nama barang
Jumlah barang
Jumlah
1
Kopi ABC
3 Renceng x Rp 8000
Rp 24.000
2
Beras
1 Karung x Rp 150.000
Rp 150.000
3
Rinso
3 Renceng x Rp 6000
Rp 18.000
4
Molto
2 Renceng x Rp 6000
Rp 12.000
5
Rokok gudang garam filter
8 Bks x Rp 8.800
Rp 70.400
6
Telur
1 Kg x Rp 14.500
Rp 14.500
7
Korek api kayu
2 Pcs x Rp 5000
Rp 10.000
8
Marimas
3 Renceng x Rp 4.500
Rp 13.500
9
Teh sisri
2 Renceng x Rp 3.500
Rp 7000
RP319.400
Jumlah pemasukan pada minggu ke 2                                                                  Rp 1.150.000
Jumlah pengeluaran pada minggu ke 2                                                                Rp 545.400
Jadi keuntungan kotor pada minggu ke 2 adalah sebesar                              Rp 604.600
Minggu ke 3
Laporan Pembelanjaan produk per 3 hari
Warung  rokok pinggrir jalan
Tanggal 3 November 2011
No
Nama barang
Jumlah barang
Jumlah
1
Permen relaxa
2 Pcs x Rp  4.500
Rp 9000
2
Sabun mandi
20 buah x  Rp 2000
Rp 40.000
3
Sikat gigi
15 Buah x Rp 1.500
Rp 22.500
4
Baigon bakar
5 Pcs x  Rp 6000
Rp 30.000
5
Shampo pantine
2 Renceng x Rp 5000
Rp 10.000
6
Rokok super
4 Bks x Rp 8.800
Rp 35.200
RP146.700
Laporan Pembelanjaan produk per 3 hari
Warung  rokok pinggrir jalan
Tanggal 7 November 2011
No
Nama barang
Jumlah barang
Jumlah
1
Rokok samsu
6 Bks x Rp 10.000
Rp 60.000
2
Rokok sampurna mild
5 Bks x Rp 10.500
Rp 52.500
3
Shampo rejoice
2 Renceng x Rp 5000
Rp 10.000
4
Mie goreng
1 Kardus x Rp 39.000
Rp 39.000
5
Odol
10 Buah x Rp 4000
Rp 40.000
6
Kopi ABC
3 Renceng x Rp 8000
Rp 24.000
7
Supermie
1 Kardus x Rp 36.000
Rp 36.00
8
Saus ABC
2 Pcs x Rp 6.500
Rp 13.000
RP274.500
Jumlah pemasukan pada minggu ke 3                                                                 Rp 1.010.000
Jumlah pengeluaran pada minggu ke 3                                                                Rp 421.200
Jadi keuntungan kotor pada minggu ke 3 adalah sebesar                              Rp 588.800

Minggu ke 4
Laporan Pembelanjaan produk per 3 hari
Warung  rokok pinggrir jalan
Tanggal 11 November 2011

No
Nama barang
Jumlah barang
Jumlah
1
Aqua gelas
2 Kardus x Rp 18.000
Rp 36.00
2
Ale –ale
1 Kardus x Rp 19.500
Rp 19.500
3
Susu bendera
2 Renceng x Rp 9000
Rp 18.000
4
Rokok gudang garam filter
6 Bks x Rp 8.800
Rp 52.500
5
Korek api kayu
1 Pcs x Rp 5000
Rp 5000
6
Teh sisri
2 Renceng x Rp 3.500
Rp 7000
7
Rokok sampurna mild
4 Bks x Rp 10.500
Rp 42.000
RP180.000
Laporan Pembelanjaan produk per 3 hari
Warung  rokok pinggrir jalan
Tanggal 15 November 2011

No
Nama barang
Jumlah barang
Jumlah
1
Telur
2 Kg x Rp 14.500
Rp 19.000
2
Sofel (autan)
3 renceng x Rp 5000
Rp 15.000
3
Kecap sasetan
2 Pcs x Rp 7.500
Rp 15.000
4
Minyak rambut gatsbey
3 Renceng x Rp 9000
Rp 27.000
5
Kopi kapal api
6 Renceng x Rp 7000
Rp 42.000
6
Gula pasir
5 Kg x Rp 8000
Rp 40.000
7
Permen mentos
2 Pcs x Rp 5000
Rp 10.000
8
Tisu
3 Pcs x Rp 6000
Rp 18.000
9
Saus sasetan
3 Pcs x Rp 6.500
Rp 19.500
10
Shampo life boy
4 Renceng x Rp 3000
Rp 12.000
11
Sedotan
6 Bks x Rp 3000
Rp 18.000
12
Tolak angin
4 Pcs x 10.000
Rp 40.000
RP 275.500
Jumlah pemasukan pada minggu ke 4                                                                  Rp 1.060.000
Jumlah pengeluaran pada minggu ke 4                                                                Rp 455.500
Jadi keuntungan kotor pada minggu ke 4 adalah sebesar                              Rp 604.500

Minggu, 30 Oktober 2011

tugas 1 analisis dan estimasi biaya


1.      Berikan penjelasan dengan detail dan berikan contohnya mengenai klasifikasi cost berikut ini :
  1. First or Investment Cost
Dari definisinya, first cost umumnya terjadi pada element cost yang tidak berulang setelah project terjadi. “First cost considered to involve the cost of getting an activity or project started“. Keuntungan utama dalam mengenali klasifikasi cost ini adalah untuk memberikan perhatian pada hubungan cost investasi dengan permulaan aktivitas baru.
  1. Operation and Maintenance Cost
Berbeda dengan first cost yang hanya terjadi sekali saat memulai aktivitas baru, operation and maintenance cost akan terus berulang selama masa kerja suatu project. Termasuk dalam kategori ini adalah labor cost of operation and maintenance personnel, cost of insurance and taxes,  fuel and power cost.
  1. Fixed and Variabel Cost
Fixed cost umumnya didefinisikan sebagai cost menyangkut aktivitas yang dilakukan dimana besar nya relative konstan disepanjang waktu aktivitas operasi, sedang Variabel cost umumnya didefinisikan sebagai cost dimana besarnya bervariasi pada beberapa hubungan terhadap level dari aktivitas operasi.
  1. Incremental or Marginal Cost
Istilah Incremental cost dan Marginal cost dihubungkan secara esensial pada konsep yang sama. Kata Incremental berarti peningkatan, Incremental cost mempunyai arti peningkatan dalam cost. Biasanya menunjuk pada peningkatan pada cost yang berhubungan pada beberapa faktor, sehingga hasil nya dalam ekspresi seperti incremental cost per ton, incremental cost per unit, etc. Marginal cost diistilahkan dengan hubungan secara spesial pada penaikan output cost nya yang tercover oleh monetary return atau turunan nya. Over estimasi pada incremental cost dapat mengakibatkan pengaburan terhadap kemungkinan profit, sedang under estimasi pada cost ini dapat mengakibatkan loss.
  1. Direct and Indirect Cost
Substansi dasar pengelompokkan cost ini adalah cara penelusuran cost nya. Direct cost berarti cost yang dapat ditelusur langsung ke sumber nya (biasanya terdiri dari direct labor, direct material dan direct expense), sedang Indirect cost berarti cost yang tidak bisa ditelusur secara langsung ke sumbernya (indirect material, indirect labor, indirect expense).
  1. Total and Unit Cost
Total cost terdiri dari semua life-cycle cost digabungkan dengan system atau product, sedang unit cost adalah total cost dibagi beberapa faktor yang berhubungan dan menghasilkan pernyataan cost per item produced, cost per person, cost per capacity output, etc.
  1. Recurring and Nonrecurring Cost
Pendekatan lain dalam peng-klasifikasian cost adalah konsep recurring dan nonrecurring. Recurring cost merujuk pada cost yang berulang pada periode atau interval tertentu, berlawanan dengan nonrecurring cost yang hanya terjadi sekali.
  1. Sunk or Past Cost
Sunk cost adalah cost yang telah terjadi, tidak dapat dikembalikan atau dirubah dengan aksi dimasa depan oleh karena itu cost ini tidak relevant.

Kamis, 14 April 2011

tugas softskill pkn 6


Tugas sofskill 6
1.       Jelaskan Unsur Dasar Wawasan Nusantara?
Jawab:
1. Wadah
a. Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh perairan. Oleh karena itu Nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan didalamnya.
Setelah bernegara dalam negara kesatuan Republik Indonesia, bangsa indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagi kegiatn kenegaraan dalam wujud suprastruktur politik. Sementara itu, wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah lembaga dalam wujud infrastruktur politik.
Letak geografis negara berada di posisi dunia antara dua samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, dan antara dua benua, yaitu banua Asia dan benua Australia. Perwujudan wilayah Nusantara ini menyatu dalam kesatuan poliyik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.
b. Tata Inti Organisasi
Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang menyangkut bentuk dan kedaulatan negara kekuasaaan pemerintah, sistem pemerintahan, dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Kedaulatan di tangan rakyat yang dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Sistem pemerintahan, menganut sistem presidensial. Presiden memegang kekuasaan bersadarkan UUD 1945. Indonesia adalah Negara hukum ( Rechtsstaat ) bukan Negara kekuasaan ( Machtsstaat ).
c. Tata Kelengkapan Organisasi
Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran bernegara yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik, golongan dan organisasi masyarakat, kalangan pers seluruh aparatur negara. Yang dapat diwujudkan demokrasi yang secara konstitusional berdasarkan UUD 1945 dan secara ideal berdasarkan dasar filsafat pancasila.

2. Isi Wawasan Nusantara
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat pada pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti tersebut di atas, bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan nasional. Isi menyangkut dua hal yang essensial, yaitu:
a. Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama serta pencapaian cita-cita dan tujuan nasional.
b. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan nasional.
Isi wawasan nusantara tercemin dalam perspektif kehidupan manusia Indonesia meliputi :
a. Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan :
1) Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
2) Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.
3) Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
b. Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal, utuh menyeluruh meliputi :
1. Satu kesatuan wilayah nusantara yang mencakup daratan perairan dan dirgantara secara terpadu.
2. Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta satu ideologi dan identitas nasional.
3. Satu kesatuan sosial-budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat Indonesia atas dasar “Bhinneka Tunggal Ika”, satu tertib sosial dan satu tertib hukum.
4. Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.
5. Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu system terpadu, yaitu sistem pertahanan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
6. Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang mencakup aspek kehidupan nasional.

2.       Sebutkan Asas Wawasan Nusantara
Jawab:
Merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya komponen/unsur pembentuk bangsa Indonesia(suku/golongan) terhadap kesepakatan (commitment) bersama. Asas wasantara terdiri dari:
1. Kepentingan/Tujuan yang sama
2. Keadilan
3. Kejujuran
4. Solidaritas
5. Kerjasama
6. Kesetiaan terhadap kesepakatan

Kamis, 31 Maret 2011

LINE BALANCING


Line Balancing (Keseimbangan Lintasan)
A.      Definisi Line Balancing
Lintasan adalah sebuah alur proses kegiatan produksi dari bahan mentah sampai dengan jadi. Lintasan memerlukan perbaikan dan pengawasan secara terus menerus. Perbaikan dapat dilakukan dengan memantau dan mengevaluasi Kesimbangan lintasan produksi . Keseimbangan Lintasan Produksi didefinisikan sebagai metode untuk mempertahankan keseimbangan lintasan produksi dari produk yang dihasilkan sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan. Line Balancing adalah teknik untuk mengoptimalkan efisiensi lini perakitan (assembly line) pada sistem manufaktur. Teknik ini merupakan komponen penting dari lean production. Dengan line balancing lini produksi seperti air mengalir. Secara deterministik, kecepatan produksi lini perakitan ditentukan oleh stasiun kerja yang memiliki kecepatan operasi yang paling lambat (waktu operasi yang terbesar). hal ini dikarenakan stasiun kerja yang lain harus mengalami waktu menganggur (idle) baik menunggu material input maupun menunggu daerah WIP (work in process) di depannya menjadi kosong. Selain itu, jika kecepatan produksi stasiun-stasiun kerja pada lini perakitan berbeda secara signifikan, efisiensi lini perakitan tersebut menjadi rendah. Hal ini diakibatkan waktu operasi tidak digunakan sepenuhnya dalam mentransformasikan barang, akan tetapi ada waktu operasi yang terbuang dikarenakan idle (menganggur).
Pada permasalahan ini, diasumsikan ada serangkaian proses dalam lini perakitan. Setiap proses memiliki waktu operasi yang berbeda-beda. Selain itu, ada batasan keterdahuluan (precedence constraint) yakni sejumlah proses baru dapat dilakukan setelah proses prasyarat -nya (predecessor) selesai. Tujuan dari permasalahan ini adalah menentukan pengelompokan proses-proses pada lini perakitan menjadi stasiun-stasiun kerja yang akan memaksimumkan efisiensi lini perakitan tersebut. Terkadang, pada permasalahan ini juga dapat ditambahkan kendala seperti jumlah maksimum stasiun kerja atau kecepatan minimum lini perakitan (waktu operasi maksimum lini perakitan). Secara ringkas, berikut adalah karakteristik dari permasalahan Assembly Line Balancing:
1.        Ada sejumlah proses dalam lini perakitan dengan waktu proses masing-masing.
2.        Ada kendala keterdahuluan (precedence constraint) yang memaksa sebagian proses  baru bisa dimulai setelah proses prasyaratnya selesai.
3.        Bisa ada kendala tambahan seperti jumlah maksium stasiun kerja atau kecepatan minimum lini perakitan.
4.        Tujuannya adalah pengelompokan proses-proses perakitan menjadi stasiun-stasiun kerja tanpa melanggar kendala keterdahuluan demi tercapai efisiensi lini perakitan maksimum.
Dalam line –balancing dikenal beberapa istilah penting yakni: demand, available production time, cycle time, proses (operation), operation time, total operation time, predecessor chart,  minimum number of workstation & efisiensi. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1.        Demand adalah target hasil  yang ditetapkan dalam satu periode waktu (biasanya satu hari).
2.        Available production time adalah waktu produksi yang tersedia dalam satu periode (satu hari).
3.        Cycle time merupakan waktu yang merupakan waktu yang tersedia untuk memproduksi 1 unit, yakni hasil bagi dari total available time/demand.
4.        Process (operation) adalah operasi unik pada proses perakitan dengan mesin, operator dan metoda tersendiri.
5.        Operation time adalah waktu yang dibutuhkan oleh satu operasi unik.
6.        Total Operation time merupakan penjumlahan semua operatio time.
7.        Prececessor chart merupakan diagram yang menggambarkan urutan dan keterkaitan antar operasi.
8.        Minimum number of workstation adalah station kerja minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi cycle time, yang terdiri dari satu atau lebih operasi.
9.        Efisiensi adalah tingkat optimasi line balancing yang dicapai dalam bentuk perhitungan efisiensi line (%) yang merupakan  hasil bagi dari total opetation time dengan perkalian cycle time dengan jumlah workstation.
Untuk mengukur performance sebelum dan sesudah dilakukan proses keseimbangan lintasan dilakukan criteria-kriteria berikut ini :
1.        Efesiensi lini
       Efesiensi lini adalah rasio antara waktu yang digunakan dengan waktu yang tersedia. Rumus untuk menentukan efesiensi lini perakitan setelah proses keseimbangan lintasan sebagai berikut.
     
                                                  


Dengan:
n    = jumlah elemen kerja yang ada
CT = Cycle Time
N   = jumlah
2.    Indeks Penghalusan (smoothness Index/SI)
Indeks penghalusan adalah suatu indeks yang mempunyai kelancaran relatif dari penyeimbang  lini perakitan tertentu. Formulasi yang digunakan untuk menentukan besarnya SI adalah sebagai berikut.
     
      Dengan:
      WSKmax    = waktu terbesar dari stasiun kerja terbentuk
      WSKi        = waktu stasiun kerja i yang terbentuk
      N               = jumlah stasiun kerja yang terbentuk
     

B.       Metode Penyeimbang Lintasan
  Metode penyeimbangan lintasan tujuannya adalah untuk meningkatkan efesiensi tiap stasiun kerja dan menyeimbangkan lintasan sehingga seluruh stasiun kerja dalam lintasan bekerja dengan kecepatan yang sedapat mungkin sama. Penyeimbang lini perakitan terdapat beberapa metode-metode, antara lain sebagai berikut:
1.      Metode Kilbridge-Wester Heuristic
2.      Metode Helgeson-Birnie
3.      Metode Moodie Young
4.      Metode Immediate Updater First-Fit Heuristic
5.      Metode Rank and Assiign Heuristic
Dalam buku ini akan dikemukakan dua metode keseimbangan lintasan, yaitu metode Kilbridge-Wester Heuristic dan metode Moodie-Young.
1.      Metode Kilbridge-Wester Heuristic
Metode kilbridge-wester heuristicdikembangkan oleh sesuai dengan namanya, yaitu Kilbridge dan Wester. Langkah-langkah dalam metode ini adalah sebagai berikut.
a.       Buat precedence diagram dari precedence data yang ada.berilah tanda daerah-daerah yang memuat elemen-elemen kerja yang tidak saling bergantung.
b.      Tentukan waktu siklus dengan cara mencoba-coba (trial) faktor dari total elemen kerja yang ada.
                                        
        
   Dengan:
          N = jumlah stasiun kerja
          ti  = waktu elemen kerja ke-i
c.         Mendistribusikan elemen kerja pada setiap stasiun kerja dengan aturan bahwa total waktu elemen kerja yang terdistribusikan pada sebuah stasiun kerja tidak boleh melebihi waktu siklus yang ditetapkan.
d.        Keluarkan elemen kerja yang telah didistribusikan pada stasiun kerja dan mengulangi 3 langkah sampai semua elemen kerja yang ada terdistribusikan ke stasiun kerja.

2.            Metode Moodie-Young
       Metode moodie-young terdapat 2 fase. Fase pertama adalah membuat pengelompokkan stasiun kerja. Elemen kerja ditempatkan pada stasiun kerja dengan aturan. Pada fase ini pula, precedence diagram dibuat matriks P dan F, yang menggambarkan elemen kerja pendahulu (P) dan elemen kerja yang mengikuti (F) untuk semua elemen kerja yang ada (Hendra purnomo,2004).
Pada fase kedua dilakukan redistribusi elemen kerja ke setiap stasiun kerja hasil dari fase.langkah-langkah yang harus dilakukan pada fase 2ini adalah sebagi berikut.
a.    Mengidentifikasi waktu stasiun kerja terbesar dan waktu stasiun kerja    terkecil.
b.   Tentukan GOAL, dengan rumus:
                      
                               
c.       Mengidentifikasi sebuah elemen kerja yang terdapat dalam stasiun kerja dengan waktu yang paling maksimum, yang mempunyai waktu lebih kecil dari GOAL.
d.   Pindahkan elemen kerja tersebut.
e.    Ulangi evaluasi sampai tidak ada lagi elemen kerja yang dapat dipindah (Hari purnomo,2004).
Metode-metode yang telah dikembangkan selama ini terbatas hanya pada metode heuristik yang menghasilkan solusi mendekati optimal tetapi tidak menjamin tercapainya solusi mendekati optimal tetapi tidak terjamin tercapai optimal. Beberapa metode-metode sebagai berikut (Hendra kusumo,1999).
1.  Metode Bobot Posisi
Metode heuristic yang paling awal ialah metode bobot posisi. Metode ini diusulkan oleh W.B. Helgeson dan D.P. Birnie.
2.  Metode Pembebanan Berurut
Kelemahan metode bobot posisi diatasi dengan menggunakan metode pembebanan berurut.
3.          Metode Wilayah
Metode ini dikembangkan oleh Bedworth untuk mengatasi kekurangan metode bobot posisi.